About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Selasa, 30 April 2013

Cerpen


KISAH KURANG SATU HARI

            Kaki berjalan lambat, dada membusung dan matapun sudah tak mampu menengadahkan kepala. Itulah diantara pengorbanan bagi pemuda kuliahan yang mengerjakan skripsinya tanpa memiliki perlengkapan yang memadai. Tanpa sengaja matanya melihat warna tulisan kecil dari kejauhan. Beranjak dihampiri dan dibaca sepotong demi sepotong kata-katanya. Tak dihiraukan orang berlalu lalang dan orang memandanginya bahkan suara besar memanggil namanya pun dilewatkan tanpa balasan sapa. Dia fokus terhadap penggumuman lomba HMJ PBA tentang bikin cerpen. Hal ini menarik dan membangkitkan kegemarannya menulis cerita dulu. Dalam otaknya hanya terbanyang secarik karyanya disentuh dan dicintai jiwa peseni sebagai tetesan awal pengembang sayap kreativitas hidup, jika menang.
            Dia pun pulang membawa harapan dan tujuan untuk menang, yang diingin bukan suatu janji yang membikin mati semangat dan hasrat untuk menjadi sang juara. Dalam segala aktivitas bergonta-ganti pikiran menghampiri. “Kau angkat masalah percintaan aja! Pemuda lebih bergairah.” Bisikan pikiran kotornya. Pemuda pun berpaling. Datang lagi pikiran baru “Angkat saja kritikan-kritikan menderu!” Sejenak rehatnya pemuda, terkikis ide tersebut dengan alasan terlalu banyak lingkungan mengkritik, lingkungan membangun tak lebih terlihat dari kebersamaan semut kecil. Eh ... tak lama sang pikiran memunculkan pendapat ”Kalau begitu persahabatan dan cinta lebih bagus.” andai engkau tahu kegalauan yang dihadapi sang pemudaberfikir, pastilah kau merasa emosi tercampur dalam menggambarkannya. Sinap yang dilaluinya selalu berhasil tetapi berusaha dimuntahkan lagi seperti merasa tak peduli terhadap ide pikiran.
            Baginya menyetujui pikiran tentang judul persahabatan dan cinta terlalu membinggungkan, apalagi ia sering menerima layaknya doktrin tentang sahabat selamanya dari segelintir mulut. ”Apa artinya sahabat selamanya? Bagaimana menjadi sahabat selamanya? Adakah hubungan antara sahabat dan cinta?” Pertanyaan pemuda tak mendapat jawaban yang menenangkan hati. Kata sang mulut “Kau jalani saja, nanti kau akan mengerti sendiri melalui aku!” Sungguh jawaban yang tak jelas dan memerlukan kesabaran menghadapinya. Dia berbisik ”Pertanyaanku terlalu bodoh ya?”     
            Pemuda pun cari jawaban dan memilah dalam hati, seiring berbagai sikap dan kata si mulut dan mulut-mulut lainnya bergulir.”Apakah sahabat selamanya itu berisikan janji-janji? Atau ... penuh  cinta dan tipu daya menyenangkan raut sendiri? Atau ... penuh pengorbanan, kebahagiaan dan merusak ketenangan hati? Atau ... hanya untuk teman curhat, minta tolong (dimintai) dan ingin memiliki sepenuhnya?” Itulah segelintir tanya pemuda itu. Masih banyak kumpulan lembar pertanyaan tentang sahabat selamanya yang masih tersembunyi untuk diutarakan, sampai-sampai ia berfikir sahabat selamanya itu mustahil baginya.
            Itulah alasan penolakan pemilihan judul sahabat dan cinta sebagai tema dari tulisan. Keras berfikir, otak pun diperas sesekali mengolak alik kertas skripsi yang banyak warna merah akibat coretan konsultasi dosen pembimbing. ”Aduh ... capek aku” rintihnya dengan intonasi memelas. Dia berjalan menuju tempat diletakkannya remot sambil duduk diatas karpet merah yang ditekuk, dilipat persegi empat. Sambil menekan tombol-tombol, ditemani selimut bergaris hitam penepis dingin malam. Suara nyanyian TV mengalun-alun berkolaborasi dengan binatang malam, timbullah harmoni pertunjukan merdu yang merasuk ketelinga dan menutupkan kelopak mata secara perlahan. Ia pun terlelap dalam kondisi masih membawa tema judul yang belum terpecahkan.
            Malam sunyi tak terdengar obrolan binatang malam, bahkan suara TV mati karena suatu pengaturan. Terlihat sebuah cahaya mimpi padang redup, ternyata jiwanya terbawa kealam mimpi yang tak nyata, yang mungkin bisa dimasuki dirinya sendiri tanpa bisa mengajak jiwa lain. Dalam mimpi ia melihat lawan jenisnya, seorang wanita simpel berkerudung, kelopak mata dan wajah indah dengan senyum suara menentramkan hati. Ketertarikan membuat ia lebih mendekat, sambil berbincang terlihat jari manis sudah terpasang milik lain. Dengan nada perlawanan ia berkata ”Cinta tak harus memiliki, itu salah!” Hal itu terucap juga puluhan kali di hati, ia beranggapan cintanya sudah termiliki di hati. Mencintai seseorang tak harus miliki fisik dan hati, baginya cukup makna cinta dalam kedamaian. Melihat cinta idaman mekar, merupakan anugrah kebahagiaan cinta yang sudah dimiliki. Pemuda berusaha menjauh, tak ingin terjebak cinta gila yang mengalahkan kasih sayang dan akalnya. ”Aku tahu diri, andai dunia terpenuhi wanita seperti dia. Sholeha, pintar dan penuh kasih sayang pada insan dan semua, akan banyak terlahir insan bermutu dari rahim dan tutur sikapnya.” Pemuda kemudian duduk dibangku coklat dengan si mulut (sahabatnya), ia bercerita padanya sambil memperlihatkan sesuatu yang berharga ”Jangan kau ambil ini!” Tiba-tiba si mulut dengan liciknya mengelabuhi pemuda dan mencuri yang berharga. Pemuda berkata ”Jangan kau ambil, ini milikku” si mulut tak peduli.
            Terus berkata ”Jangan kau ambil! ... jangan kau ambil! ...” akirnya terbangun, dilihat waktu masuki sepertiga malam. Ia lalu duduk diatas karpet lusuh menghadap bayangan diri pantulan cermin. Dimalam itu hati bergejolak sesunyi dan sesepi alam tak bersuara. Akhirnya terdengar bunyi suaranya memecah malam ”Apa artinya itu? Berhubungankah dengan hidup duniaku?”kejadian ini melupakan sejenak pencarian tema judul lomba cerpen.
            Tiba-tiba ia melihat perutnya sobek, keluarlah kepala dari perutnya lalu masuk cermin. Dengan nada takut, entah itu nyata atau hanya imajinasi pikiran tengahnya, ia tak sanggup membedakannya. ”Sisi ...siapp ... siappa kau?” pemuda bertanya sambil menunjuk cermin dengan gerak badan mundur posisi duduk. Terlihatlah ia merasa ketakutan. ”Aku adalah kamu” terlihat dicermin itu mata tajam nan intonasi tegas. Pemuda merasa tak nyaman, badan bergetar disudut tembok sudah tak bisa lagi bergerak. Pemuda mencoba meraih lipatan karpet merah untuk menutupi dirinya. ”Kau terlalu penakut ... sangat penakut” suar cermin mengema. ”Ka ... kkaaauuuu bukanlah aku, aku adalah aku dan kau adalah kau” sangkalan pemuda. ”Terlalu bimbang, terlalu cepat berkesimpulan pada smua” karna pemuda hanya diam, cermin menambahkan ”Lihat! Dunia dan isinya, dibangun dengan keteguhan cinta, maka bangun dirimu dengannya! Keberhasilan dan kebahagiaan akan menghampiri dan kau akan dimanjakan olehnya.”
            Berjalanlah tiap detik, belum mencapai menit pertama pemuda mencoba membelot ”Kau tak tahu yang kulalui, mudah bagimu berucap” Dengan bijak dan agak menyindir cermin bersuara ”Terlihat orang gagal tak mampu bertempur, hanya mencari alasan melindungi diri dalam keruntuhan yang tak mau disalahkan.” pemuda dengan cepat berdiri dan meninju cermin ”Dasar sok tau” terdengar bunyi ”Pruakkk ... pyakkk ...” cermin pecah, ambyar kemana-mana.
            Tangan pemuda terluka kecil akibat tinjuannya pada cermin. Ia terlihat marah, beberapa saat berubah wajahnya suram sedih sambil perlahan duduk disekitar pecahan kaca. ”Apa yang terjadi dikepalaku?” dengan menjatuhkan air mata berulang-ulang, rebahlah badannya dilantai penuh pecahan kaca dan tertidurlah.
            Pagi harinya pemuda bangun tak bergairah, memori pikirannya dipenuhi mimpi yang mengambarkan kenyataan hidup sudah dilalui. Ia memotivasi dirinya sendiri untuk bangkit bahwa ia mampu menghadapi tantangan hidupnya. Berjalan ia menuju kamar mandi dan menguyur tubuhnya dari atas kepala, berharap bebannya rontok bersama mengalirnya air.
            Suntikan motivasi diri menjadi obat luka psikisnya. Pemuda teringat ”Oh iya, aku belum memiliki tema judul untuk lomba cerpen nanti.” Akhirnya diambil pensil dan dijalankan ujungnya untuk memberi abjad bermakna pada kertas putih. ”Alangkah baiknya kutulis kisahku kurang satu hari, mungkin menarik.” ucapan pemuda penuh nada semangat. Ayunan mata pensil semakin merajalela mendampingi imajinasi dan ingatannya. Melalui kisah kurang satu hari, ia mencurahkan kepada semua bahwa masih menunggu sesuatu berharga yang belum tersingkap dalam kehidupan ini dan kita harus membukanya sendiri agar semakin yakin tentang kebesaran Illahi yaitu melalui kecintaan pada apa yang kita lakukan. Sering kita harus bertempur, bersaing, diserang, atau mempertahankan diri, yang pasti keyakinan kita selalu dalam kebenaran dan kebaikan. Pemuda pun menambahkan dalam cerpennya agar kita hindari terlalu banyak mengobral janji walau dalam peran apapun.terutama persahabatan dan cinta. Sebagian besar obralan janji yang tidak terealisasi dapat melemahkan semangat, timbul kekecewaan dan menumbuhkan ketergantungan dalam penantiannya serta menghidupkan kebencian untuk menjatuhkan. Maka munculah benih anarkis yang tak sedap dipandang mata dan hati.
            Itulah coretan kisah kurang satu hari, kisah yang berjalan tak kurang dan tak mencapai 24 jam lamanya. Setelah selesai menulisnya hati dan jiwanya sedikit merasa kenyamanan dan ia siap mendaftarkan cerpenya. 
           













Rabu, 24 April 2013

Puisi Cinta







SENYUMMU
Dengan senyummu
Datang keinginanmu
Mimpi cintamu
Mengembang seperti bibirmu
            Lihat matamu
            Sayup penuh rindu
            Kerlingan bola itu
            Pengikat bagi penikmatmu
Kau tahu bibirmu
Dua gunung berbelah
Tunjukkan besar citra
Bahagia untuk tiga kata
I LOVE YOU
Dari senyum menawan hatimu
Awal hatiku terpikat
Padamu … sayang